Hubungan yang tidak sehat tak hanya bicara soal kekerasan fisik, tetapi juga emosi (psikis), mental, dan finansial (ekonomi). Seringkali tanda-tanda bahaya sudah mulai menonjol, namun tak sedikit korban kekerasan memaklumi tindakan kasar pasangan dengan menerimanya sebagai karakter si kekasih, dan masih memberikan toleransi.
Jika tanda-tanda berikut sudah mulai muncul dalam hubungan, jangan anggap remeh karena hubungan sudah menandakan tak lagi sehat :
Memberi label buruk
Memanggil nama pasangan yang bertendensi menjatuhkan kepercayaan diri, adalah cara yang digunakan dalam kekerasan dalam hubungan. Ucapan verbal seperti gembrot, jelek, bego, atau manja, sama menyakitkannya dengan kekerasan fisik. Kata-kata seperti ini bisa merapuhkan hati lebih dalam.
Tak lagi ada privasi dan cenderung curiga
Dompet, tas, dokumen, komputer, atau ponsel Anda selalu diperiksa tanpa alasan yang jelas. Pasangan juga mengharuskan Anda ditemani orang lain, atau ia harus selalu menemani saat Anda bepergian. Hal tersebut adalah sebagian saja contoh bahwa Anda sudah dalam pemantauan, yang menandakan pasangan penuh curiga, cemburu, dan tak lagi percaya. Anda sudah menjadi korban kekerasan ketika privasi Anda mulai terganggu, semua telepon masuk dipertanyakan, atau Anda tak lagi memiliki kebebasan.
Kontrol penuh terhadap diri Anda
Pasangan menuntut Anda langsung pulang ke rumah usai kerja. Anda harus selalu dijemput atau diantar ke tempat tujuan, dan ini bukan bentuk perhatian, melainkan bentuk kontrol yang tak lagi logis. Ketika pelaku kekerasan selalu perlu tahu keberadaan Anda setiap menit tiap harinya, ini disebabkan ia merasa khawatir kehilangan kekuasaan atas diri Anda. Perasaan terancam ini membuat pasangan semakin mengontrol Anda lebih ketat.
Melarang aktivitas Anda di pergaulan social
Percaya tidak, pelaku kekerasan bisa saja tak cuma memutus koneksi Anda dengan teman dan pergaulan sosial, tetapi juga terhadap keluarga. Hal ini merupakan cara pelaku untuk menutup komunikasi Anda dengan orang lain yang bisa mendukung dan membantu Anda. Cara ini dimaksudkan untuk memperlemah Anda.
Mengontrol keuangan Anda
Mengambil alih keuangan Anda, dan membatasi Anda dalam menggunakan akses keuangan, adalah pertanda yang makin mendekatkan korban kepada pelaku. Dengan begitu Anda menjadi bergantung terhadap pasangan dan menyulitkan Anda untuk bergerak. Kalaupun Anda berhasil kabur tanpa uang sekalipun, pelaku kekerasan semacam ini juga akan pergi mencari korban lain.
Memaksa hubungan seksual
Memaksa orang lain melakukan hubungan seksual, meskipun hal itu dilakukan terhadap pasangan sendiri pun, adalah kekerasan seksual. Hubungan intim karena paksaan bisa menimbulkan luka emosi yang paling dalam, melebihi luka fisik.
Mengancam
Ancaman terhadap diri Anda, anak-anak, teman, atau anggota keluarga Anda, adalah kekerasan. Ini adalah bentuk intimidasi untuk memberikan ketakutan dalam diri Anda. Rasa takut dijadikan senjata pelaku kekerasan yang paling ampuh untuk melumpuhkan korban.
Menuduh
Menuduh Anda menggoda pria lain, atau tergoda oleh orang lain lalu pergi berduaan dengannya, menjadi pola perilaku pelaku kekerasan. Tuduhan ini kemudian dijadikan alasan paling tepat baginya untuk memulai perilaku kasar terhadap Anda secara fisik.
Memaksa mengkonsumsi obat terlarang
Membuat Anda bergantung pada obat terlarang adalah cara paling mudah bagi pelaku untuk melakukan kekerasan fisik. Dalam kondisi tak sadarkan diri, Anda tentu tak mampu melawan ketika si pelaku bertindak kasar pada Anda.
Jika satu saja dari sederetan 9 Tanda anda mengalami KDRT Emosional ini sudah mulai anda temukan dalam diri pasangan, mulai katakan "tidak", dan sudahi hubungan. Bisa jadi tak semudah itu untuk bertindak. Mintalah bantuan teman atau orang terdekat yang bisa Anda percaya, dengan bercerita tentang kondisi Anda. Dukungan dari orang terdekat untuk menguatkan Anda menjadi sangat berperan. Jadi, tentukan sikap!
Sumber: LiveStrong
Jika tanda-tanda berikut sudah mulai muncul dalam hubungan, jangan anggap remeh karena hubungan sudah menandakan tak lagi sehat :
Memberi label buruk
Memanggil nama pasangan yang bertendensi menjatuhkan kepercayaan diri, adalah cara yang digunakan dalam kekerasan dalam hubungan. Ucapan verbal seperti gembrot, jelek, bego, atau manja, sama menyakitkannya dengan kekerasan fisik. Kata-kata seperti ini bisa merapuhkan hati lebih dalam.
Tak lagi ada privasi dan cenderung curiga
Dompet, tas, dokumen, komputer, atau ponsel Anda selalu diperiksa tanpa alasan yang jelas. Pasangan juga mengharuskan Anda ditemani orang lain, atau ia harus selalu menemani saat Anda bepergian. Hal tersebut adalah sebagian saja contoh bahwa Anda sudah dalam pemantauan, yang menandakan pasangan penuh curiga, cemburu, dan tak lagi percaya. Anda sudah menjadi korban kekerasan ketika privasi Anda mulai terganggu, semua telepon masuk dipertanyakan, atau Anda tak lagi memiliki kebebasan.
Kontrol penuh terhadap diri Anda
Pasangan menuntut Anda langsung pulang ke rumah usai kerja. Anda harus selalu dijemput atau diantar ke tempat tujuan, dan ini bukan bentuk perhatian, melainkan bentuk kontrol yang tak lagi logis. Ketika pelaku kekerasan selalu perlu tahu keberadaan Anda setiap menit tiap harinya, ini disebabkan ia merasa khawatir kehilangan kekuasaan atas diri Anda. Perasaan terancam ini membuat pasangan semakin mengontrol Anda lebih ketat.
Melarang aktivitas Anda di pergaulan social
Percaya tidak, pelaku kekerasan bisa saja tak cuma memutus koneksi Anda dengan teman dan pergaulan sosial, tetapi juga terhadap keluarga. Hal ini merupakan cara pelaku untuk menutup komunikasi Anda dengan orang lain yang bisa mendukung dan membantu Anda. Cara ini dimaksudkan untuk memperlemah Anda.
Mengontrol keuangan Anda
Mengambil alih keuangan Anda, dan membatasi Anda dalam menggunakan akses keuangan, adalah pertanda yang makin mendekatkan korban kepada pelaku. Dengan begitu Anda menjadi bergantung terhadap pasangan dan menyulitkan Anda untuk bergerak. Kalaupun Anda berhasil kabur tanpa uang sekalipun, pelaku kekerasan semacam ini juga akan pergi mencari korban lain.
Memaksa hubungan seksual
Memaksa orang lain melakukan hubungan seksual, meskipun hal itu dilakukan terhadap pasangan sendiri pun, adalah kekerasan seksual. Hubungan intim karena paksaan bisa menimbulkan luka emosi yang paling dalam, melebihi luka fisik.
Mengancam
Ancaman terhadap diri Anda, anak-anak, teman, atau anggota keluarga Anda, adalah kekerasan. Ini adalah bentuk intimidasi untuk memberikan ketakutan dalam diri Anda. Rasa takut dijadikan senjata pelaku kekerasan yang paling ampuh untuk melumpuhkan korban.
Menuduh
Menuduh Anda menggoda pria lain, atau tergoda oleh orang lain lalu pergi berduaan dengannya, menjadi pola perilaku pelaku kekerasan. Tuduhan ini kemudian dijadikan alasan paling tepat baginya untuk memulai perilaku kasar terhadap Anda secara fisik.
Memaksa mengkonsumsi obat terlarang
Membuat Anda bergantung pada obat terlarang adalah cara paling mudah bagi pelaku untuk melakukan kekerasan fisik. Dalam kondisi tak sadarkan diri, Anda tentu tak mampu melawan ketika si pelaku bertindak kasar pada Anda.
Jika satu saja dari sederetan 9 Tanda anda mengalami KDRT Emosional ini sudah mulai anda temukan dalam diri pasangan, mulai katakan "tidak", dan sudahi hubungan. Bisa jadi tak semudah itu untuk bertindak. Mintalah bantuan teman atau orang terdekat yang bisa Anda percaya, dengan bercerita tentang kondisi Anda. Dukungan dari orang terdekat untuk menguatkan Anda menjadi sangat berperan. Jadi, tentukan sikap!
Sumber: LiveStrong