Blog     Gambar     Video     Berita    
Topik Pilihan : Puisi Buat Guru     Pedoman BKR     Generasi Berencana     Terlambat Datang Bulan     Posisi Sex    

Cara Menghadapi Anak yang Nakal

Silahkan Klik dulu tombol disamping ini :
Anak nakal, merupakan satu kata yang menyebalkan bagi sebagian orang dan banyak pula orang atau orang tua yang bingung untuk menghadapi masalah satu ini. Kenakalan anak bermacam macam versinya menurut orang, ada yang bilang seorang anak dikatakan nakal karena ia tidak mau disuruh makan, ada pula yang mengatakan anak nakal itu merupakan anak yang suka menjahili orang, dan ada pula yang mendefinisikan sebagai anak yang susah dibilangi.

Sebelum lebih jauh, marilah kita cari tahu dulu definisi “nakal” itu sendiri. Nakal adalah “suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dsb, terutama bagi anak-anak)” (KBBI, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Sehingga dari definisi ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa anak nakal adalah anak yang suka berbuat kurang baik, seperti tidak menurut, suka mengganggu, baik temannya ataupun orang di sekitarnya.

Nah, pertanyaan yang muncul sekarang adalah bagaimana cara menghadapi anak yang nakal? Kita semua tentunya sudah menyadari sekali bahwa betapa sulitnya menjadi orangtua yang baik itu. Hal yang paling sulit adalah bagaimana kita sebagai orangtua bisa mengendalikan emosi kita dalam mengasuh anak. Mungkin secara teori kita sudah banyak belajar melalui buku-buku ataupun seminar tentang perkembangan anak, tetapi begitu menghadapi anak kita yang ‘nakal’, hilanglah semua teori itu dari kepala kita.

Ketidakmampuan kita mengendalikan emosi kadang akan berakibat pada anak. Seperti misalnya kita akan memberikan hukuman fisik kepada anak, yang tentu saja akan berakibat buruk pada perkembangan sisi psikologis anak itu sendiri. Semua buku/informasi tentang cara mengajar disiplin kepada anak selalu menekankan untuk tidak boleh memukul atau memberikan hukuman fisik dalam melakukannya. Memang, mudah dikatakan, tapi cukup sulit untuk diterapkan.

Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa anak balita masih belum bisa memahami hubungan antara tindakannya yang ‘nakal’ (menurut orangtua) dengan pukulan yang diterimanya. Anak HANYA merasakan sakit karena dipukul tanpa tahu kenapa kok dipukul. Kalaupun si anak tidak lagi melakukan tindakan ‘nakal’-nya itu, hal ini bukan karena dia menyadari kenakalannya, tetapi lebih pada rasa takut akan dipukul lagi. Artinya, pukulan tersebut sama sekali tidak bisa mendisiplinkan anak atas kesadarannya sendiri ! Memukul tidak ada gunanya sama sekali bagi anak, KECUALI hanya memuaskan emosi orangtua.

Dalam menghadapi sikap anak yang ‘nakal’ dan tidak disiplin atau melanggar peraturan keluarga, para ahli perkembangan anak menyarankan untuk memberikan TIME-OUT kepada anak. Time-out disini sebenarnya kata halus untuk sebuah hukuman tetapi BUKAN hukuman fisik.

Time-out ini biasanya dalam bentuk menyuruh anak untuk duduk di sebuah kursi atau masuk ruangan tertentu dalam waktu tertentu. Panjang waktu yang paling efektif adalah disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, waktu time-out untuk anak usia 2 tahun adalah 2 menit, untuk anak usia 3 tahun adalah 3 menit. Time-out ini sangat efektif untuk menghukum anak yang suka memukul, merusak barang atau berkelakuan di luar batas sopan santun yang telah ditentukan oleh orangtua.

Setelah waktu time-out selesai, orangtua harus menjelaskan kenapa dia dikenai time-out, dan kemudian menasehati tentang perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh anak. Menasehati pada saat anak sudah tenang ini akan memberikan hasil yang sangat efektif, dibandingkan dengan nasehat pada saat setelah anak dipukul, apalagi pada saat anak menangis. Jadi, untuk menasehati anak yang efektif itu memang perlu waktu yang tepat, yaitu pada saat emosi anak sedang tenang. Menasehati (memarahi?) anak sambil berteriak, ditambah lagi pada saat emosi anak tinggi (mis. sedang menangis), sama sekali TIDAK akan membuahkan hasil apapun ! Kembali lagi ke masalah time-out, yang perlu diingat adalah bahwa time-out menjadi tidak efektif bila dilakukan terlalu sering atau untuk kelakuan anak seperti misalnya hanya karena anak tidak mau membereskan mainannya, dan sejenisnya.

Untuk orangtua yang terlanjur mempunyai kebiasaan memukul, cara yang cukup efektif untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini adalah dengan sesering mungkin membaca tulisan tentang tidak baiknya memukul anak itu. Dengan membaca artikel seperti itu, kita akan diingatkan terus akan keburukan memberikan hukuman fisik. Letakkan saja buku/artikel tentang hal ini di atas meja kerja anda, dan pada saat waklu luang, lihat-lihat sebentar sambil refreshing Mudah ‘kan ? Terakhir kali, mari kita galakkan upaya untuk selalu menghindari kekerasan di dalam rumah tangga, demi masa depan buah hati kita tercinta dan masa depan bangsa Indonesia ! 
Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan bahwa remaja yang nakal dan sering mengganggu orang lain ternyata sebagian besar mempunyai latar belakang dimana pada masa kecilnya mereka sering mendapatkan hukuman fisik dari orangtuanya. 
Sumber : Dewi Aryanti

Ditulis Oleh : Pusat Remaja YASEMA

Pusat Remaja YASEMA Terimakasih atas kunjungan sobat pada blog ini. Komentar tentang Cara Menghadapi Anak yang Nakal dapat sobat sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini. Bagi Sobat yang ingin mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, tolong letakkan link dibawah ini sebagai sumbernya
Berbagi itu bagian dari Ibadah :
1 Comments
Tweets
Komentar

+ komentar + 1 comment

Anonim
6 Desember 2012 pukul 23.13

:)

Terimakasih Anonim atas Komentarnya di Cara Menghadapi Anak yang Nakal

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))