Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah Global Youth Forum. Dalam forum dunia itu akan dibahas isu-isu terkait dengan pembangunan penduduk berusia muda. Pertemuan itu akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, 4-6 Desember 2012.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiri Syarief, di Jakarta, Rabu (8/8/2012). Pertemuan itu akan diikuti sekitar 900 peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pemimpin muda dari semua negara aggota PBB, lembaga-lembaga PBB, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kaum muda, serta jejaring kaum muda.
Tema yang akan diangkat seputar menjaga kesehatan, mendapatkan pendidikan, memiliki pekerjaan dan mata pencarian, kekeluargaan, kesejahteraan, dan partisipasi penuh di masyarakat bagi kaum muda.
Sugiri mengatakan, jumlah penduduk muda di dunia terus meningkat. Menurut World Population Prospect : The 2010 Revision yang disusun oleh Population Division of the United Nations Departement of Economic and Social Affair, pada tahun 2011, saat penduduk dunia diperkirakan mencapai 7 miliar jiwa, hampir separuhnya adalah orang muda yang berusia antara 10-24 tahun.
Sebanyak 1,2 miliar penduduk dunia atau hampir 1 dari lima orang di dunia berusia 10-19 tahun. Adapun, 900 juta orang di antaranya tinggal di negara berkembang. Di Indonesia sendiri, hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan 1 dari 4 orang penduduk Indonesia merupakan kaum muda berusia 10-24 tahun.
Jumlah pemuda yang besar menimbulkan kesadaran untuk memperhatikan penduduk berusia muda, termasuk oleh negara-negara anggota PBB sejak lama.
Kesadaran itu tecermin pula dalam International Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994. Salah satu bentuk komitmen ialah memasukkan tema pemuda dalam pertemuan tematis yang dilaksanakan sebagai tindak lanjut hasil ICPD.
Sugiri mengatakan, rekomendasi yang dihasilkan dari forum di Bali nantinya memengaruhi agenda pembangunan global untuk generasi muda, termasuk masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi untuk 20 tahun ke depan.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiri Syarief, di Jakarta, Rabu (8/8/2012). Pertemuan itu akan diikuti sekitar 900 peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pemimpin muda dari semua negara aggota PBB, lembaga-lembaga PBB, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kaum muda, serta jejaring kaum muda.
Tema yang akan diangkat seputar menjaga kesehatan, mendapatkan pendidikan, memiliki pekerjaan dan mata pencarian, kekeluargaan, kesejahteraan, dan partisipasi penuh di masyarakat bagi kaum muda.
Sugiri mengatakan, jumlah penduduk muda di dunia terus meningkat. Menurut World Population Prospect : The 2010 Revision yang disusun oleh Population Division of the United Nations Departement of Economic and Social Affair, pada tahun 2011, saat penduduk dunia diperkirakan mencapai 7 miliar jiwa, hampir separuhnya adalah orang muda yang berusia antara 10-24 tahun.
Sebanyak 1,2 miliar penduduk dunia atau hampir 1 dari lima orang di dunia berusia 10-19 tahun. Adapun, 900 juta orang di antaranya tinggal di negara berkembang. Di Indonesia sendiri, hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan 1 dari 4 orang penduduk Indonesia merupakan kaum muda berusia 10-24 tahun.
Jumlah pemuda yang besar menimbulkan kesadaran untuk memperhatikan penduduk berusia muda, termasuk oleh negara-negara anggota PBB sejak lama.
Kesadaran itu tecermin pula dalam International Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994. Salah satu bentuk komitmen ialah memasukkan tema pemuda dalam pertemuan tematis yang dilaksanakan sebagai tindak lanjut hasil ICPD.
Sugiri mengatakan, rekomendasi yang dihasilkan dari forum di Bali nantinya memengaruhi agenda pembangunan global untuk generasi muda, termasuk masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi untuk 20 tahun ke depan.