Blog     Gambar     Video     Berita    
Topik Pilihan : Puisi Buat Guru     Pedoman BKR     Generasi Berencana     Terlambat Datang Bulan     Posisi Sex    

Genre, SOLUSI MENCEGAH LEDAKAN PENDUDUK DAN MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS DIMASA DATANG

Silahkan Klik dulu tombol disamping ini :
Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk Jawa Barat saat ini telah mencapai 43,02 juta jiwa, meningkat 7 juta jiwa dari sensus sebelumnya. Sedangkan prediksi untuk tahun 2025, Jawa Barat bakal menembus pada jumlah 50 juta jiwa. Kontribusi terbesar jumlah penduduk tahun 2025 tersebut adalah dari remaja saat ini yang pada saatnya nanti akan menikah dan membangun bahtera kehidupan baru serta melahirkan penduduk-penduduk baru.

Jumlah penduduk remaja Jawa Barat umur 10 – 24 cukup besar, estimasi jumlah remaja usia 10-24 tahun di jawa barat tahun 2008 saja sudah mencapai 11.662.000 orang (MCR, Jawa Barat). Remaja mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol dikalangan remaja diantaranya masaalah seksualitas (kehamilan tak diinginkan dan aborsi), terinfeksi Penyakit Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS, penyalah gunaan NAPZA dan sebagainya.

Remaja sebagai generasi penerus bangsa dan akan menjadi tulang punggung bangsa dimasa datang ternyata saat ini kondisnya memprihatinkan. Jawa Barat sebagai provinsi yang paling banyak penduduknya ternyata kasus HIV/AIDS yang menimpa mayoritas kalangan remaja dan tertular pada saat remaja jumlahnya menduduki peringkat pertama di Indonesia yaitu sampai dengan tahun 2010 mencapai 3.508 orang dan yang meninggal 634 orang. Selain itu pengguna NAPZA/Narkoba 78 % nya adalah remaja.

Dengan generasi berencana (Genre), dimana genersi/remaja pada masa transisi merencanakan kapan akan menikah dengan menunda usia perkawinan sampai minimal 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, remaja menjadi contoh tauladan, sehat/tidak terkena problema seks bebas NAPZA dan HIV/AIDS, dengan perencanaan dan persiapan kehidupan berumah tangga, kapan harus hamil, berapa jarak kelahiran, dan bercita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, sehingga kelak menjadi keluarga yang berkualitas, dan dapat mencegah ledakan penduduk Jawa Barat dimasa yang akan datang.

Namun untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah semudah membalikan telapak tangan, karena remaja ada dalam masa transisi yang tentunya banyak faktor yang mempengaruhinya. Untuk itu perlu perhatian bersama dan perhatian penuh terhadapnya. Transisi kehidupan remaja menurut Progres Report World Bank dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions), yakni; (1) Melanjutkan sekolah (continue learning), (2) Mencari pekerjaan (start working), (3) Memulai kehidupan berkelurga (form families), (4) Menjadi anggota masyarakat (exercise citzenship), dan (5) Mempraktekan hidup sehat (practice healty life).

Dalam transisi kehidupan remaja di Jawa Barat tidak semulus dengan apa yang diharapkan, banyak remaja Jawa Barat yang terganggu kesempatannya untuk melanjutkan sekolah, memasuki dunia kerja, memulai keluarga dan menjadi anggota masyarakat secara baik, yang diakibatkan karena terjerumus pada permasalahan kenakalan remaja seperti seks bebas, mengguna NAPZA/narkoba dan mengindap HIV/AIDS. Sihingga remaja tidak siap untuk melanjutkan tugas dan peran sebagai generasi penerus bangsa, sebagai generasi penerus Jawa Barat.

Untuk merespon permasalahan remaja terserbut, Pemerintah (cq. BKKBN) telah melaksanakan dan mengembangkan program Penyiapan Kehidupan Berumahtangga bagi Remaja (PKBR) yang diarahkan untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Kelurga Kecil Bahagia dan Sejahtera.

Ciri-ciri Tegar Remaja adalah remaja yang menunda usia pernikahan, remaja yang berprilaku sehat, terhindar dari resiko Triad KRR (Seksualitas, NAPZA, dan HIV/AIDS), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.

Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) didukung oleh ketiga faktor strategi, yaitu (1) Peningkatan assets/capabilities remaja atau pengembangan segala sesuatu yang positif seperti terdapat pada diri remaja (pengetahuan, sikap, perilaku, hobi, minat dan sebagainya), (2) Pengembangan resources/oportunities, yaitu jaringan dan dukungan yang diberikan kepada remaja dan program PKBR oleh semua stakeholders terkait (orang tua, teman, sekolah, organisasi remaja, pemerintah, media massa, dan sebagainya), (3) Pemberian pelayanan kedua (second chance) kepada remaja yang telah menjadi korban Triad KRR, agar sembuh dan kembali hidup normal.

Substansi Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR), diantaranya adalah :
  1. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
  2. Seksualitas
  3. NAPZA
  4. HIV/AIDS
  5. Life Skill Education
  6. Family Life Education

Sedangkan elemen-elemen Penyiapan Kehidupan Berkeluarga dintaranya adalah berkaitan dengan ; (1) delapan fungsi keluarga, (2) perencanaan keluarga, (3) segi kesehatan, (4) segi ekonomi, (5) segi psikologi, (6) segi pendidikan, (7) segi agama, dan (8) segi sosial.

Salah satu kegiatan program PKBR yang mengembangkan ketiga strategi tersebut di atas adalah kegiatan yang dilaksaanakan dengan wadah PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) dan PIK Mahasiswa. Keberadaan dan peranan PIK Remaja dan PIK Mahasiswa dilingkungan remaja sangat penting artinya dalam membantu remaja untuk mendapatkan informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar tentang Penyiapan Kehidupan Berumahtangga bagi Remaja.

PIK Remaja dan PIK Mahasiswa Jawa Barat telah membawa nama harum Jawa Barat menjadi juara I tingkat nasional baik dari lomba kelompok maupun lomba cerdas cemat remaja/ajang remaja tingkat nasional serta telah menelorkan duta-duta remaja dan duta-duta mahasiswa bidang Kependudukam dan KB menjadi pemenang lomba tingkat nasional pula.

Berkaitan dengan duta remaja, Wakil Gubernur Jawa Barat (Dede Yusuf) mengatakan bahwa ledakan penduduk Jawa Barat tahun 2025 yang diperkirakan mencapai 50 juta jiwa sesungguhnya bisa dicegah lewat Duta Remaja KB dan Saka Kencana Pramuka. Peran Duta Remaja KB adalah untuk mensosialisasikan pentingnya Kesehatan Reproduksi dan perencanaan yang matang sebelum berumah tangga. “Pemahaman yang benar akan kesehatan reproduksi bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi,” sambungnya. Dikatakan pula bahwa, Duta Remaja KB dan Saka Kencana, diyakininya bisa menyampaikan informasi tersebut dalam bahasa mereka. “Kalau yang menyampaikannya sebaya, dengan bahasa gaul, akan lebih mudah diterimanya”.

Sementara itu menurut Kepala BKKBN Provinsi Jawa Barat (Drs. H. Rukman Heryana, MM) bahwa, peran Duta KB dan Saka Kencana ini akan menggunakan sistem getok tular, satu orang duta akan menyampaikan informasi kepada 10 orang temannya, lalu sepuluh orang yang sudah mendapat informasi wajib memberikan info tersebut pada sepuluh lainnya. “Dengan cara ini diharapkan usia kawin penduduk Jawa Barat bisa meningkat,” harapnya. Dijelaskan pula bahwa, saat ini usia kawin penduduk Jabar masih berada di kisaran 18,7, padahal idealnya usia menikah untuk wanita adalah 20 tahun dan pria adalah 25 tahun.

Dari pendapat di atas maka jelaslah bahwa generasi berencana (Genre) melalui program PKBR akan dapat mencegah ledakan penduduk Jawa Barat dimasa datang bilamana program PKBR terus mendapat dukungan dan dilaksanakan/diaplikasikan oleh remaja itu sendiri. Sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa untuk menurunkan Total Fertility Rate (TFR) ada 2 faktor terbesar yang sangat mempengaruhinya dan perlu terus ditingkatkan, yaitu pertama; usia kawin yang dilakukan oleh remaja melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), dan kedua; kesertaan ber KB.

Sebelum mengkhiri pembahasan, penulis ingin menyampaikan pesan dan harapan (dalam bahasa sunda) kepada seluruh remaja Jawa Barat sebagai generasi penerus, sebagai generasi harapan Jawa Barat dan harapan bangsa. Pesan penulis yang terinspirasi oleh pesan Kepala BKKBN Provinsi Jawa Barat yang berhubungan dengan permasalahan remaja yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut:

Wahai Remaja !!!
Ulah kawin ngora-ngora bisi loba bahayana,
Ulah ngaguna/nyoba Narkoba bisi ngarusak jiwa jeung raga,
Ulah wani-wani lacur (maksiat) bisi cita-cita jadi hancur,
Jeung ulah ngalalaworakeun aib bisi katularan HIV/AIDS.


Semoga dengan Genre melalui PKBR permasalahan-permasalahan remaja Jawa Barat dapat dihindari, dan terbentuk tegar remaja yang bercita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, sehingga ledakan penduduk Jawa Barat dapat diatasi dan pada akhirnya terwujud keluarga yang sejahtera dan berkulitas. Semoga

Ditulis Oleh : Pusat Remaja YASEMA

Pusat Remaja YASEMA Terimakasih atas kunjungan sobat pada blog ini. Komentar tentang Genre, SOLUSI MENCEGAH LEDAKAN PENDUDUK DAN MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS DIMASA DATANG dapat sobat sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini. Bagi Sobat yang ingin mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, tolong letakkan link dibawah ini sebagai sumbernya
Berbagi itu bagian dari Ibadah :
0 Comments
Tweets
Komentar

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))