Kenapa ini menjadi penting? Karena kasus KDRT merupakan kasus yang lebih sulit diselesaikan dibanding dengan kasus kekerasan yang dilakukan oleh majikan, misalnya. Menjadi pelik dan rumit karena di dalamnya terlibat perasaan cinta, gak mau kehilangan, rasa malu, gak mau diketahui orang, menganggap masalah tersebut masalah intern/ aib keluarga dsb dsb. Menjadi memilukan karena orang yang dicintai adalah orang yang menyakiti. Namun, kasus KDRT sesungguhnya dapat dicegah atau diantisipasi, dengan memperhatikan secara seksama dan dalam tempo yang tidak singkat hal-hal berikut (kutipan artikel di Nyata, edisi Juni 2009):
PENGAMATAN
Amati sikap, perilaku dan ucapan pasangan selama masih dalam proses pacaran. Perhatikan tanda-tanda apakah ia berpotensi besar melakukan KDRT:
BERTANYA
Dalam interaksi sehari-hari sebelum menikah dengannya, coba sempatkan untuk mengamati dan bertanya tentang hal seputar dirinya:
Bagaimana hubungan bapak dan ibunya di rumah?
Pernahkah melihat/ mengalami kekerasan di rumahnya? Konon 90% persen pelaku KDRT merupakan saksi atau korban dari kekerasan
SADAR INSTINK/ ALARM DIRI
Setiap perempuan secara alamiah memiliki feeling yang kuat terhadap sesuatu, termasuk ketika memilih pasangan hidupnya. Feeling ini merupakan ‘alarm’ yang penting untuk diperhatikan/dipertimbangkan.
Nah.. jika hal-hal tersebut melekat dalam diri sang calon atau dengan kata lain ia berpotensi melakukan KDRT, lebih baik pikir-pikir lagi deeeh. Dengarkan kata hati atau ‘alarm” yang ada dalam diri kamu wahai para perempuan. Siapapun dia, tetaplah semangat gunakan hati dan pikiran. Ingat lho… konon jika perasaan sedang dipenuhi oleh rasa cinta, maka “ta* kambing serasa coklat” … (bayangkan kalau cinta itu udah ga ada .. hi3x :D ).
PENGAMATAN
Amati sikap, perilaku dan ucapan pasangan selama masih dalam proses pacaran. Perhatikan tanda-tanda apakah ia berpotensi besar melakukan KDRT:
- Suka bersikap kasar seperti menampar, memukul, menendang dan semacamnya
- Suka mengucapkan kata-kata kasar dengan intonasi tinggi yang ditujukan pada anda, misalnya: “kamu tolol!”, “dimana otakmu” dll
- Suka mengeluarkan kata-kata yang kejam dan tajam ketika menanggapi sesuatu, misal : “rasain biar mampus aja tuh orang!”
- Memberikan banyak batasan, seperti tidak boleh pakai sepatu high heels karena takut pria lain bisa bisa tergoda, tidak boleh keluar rumah tanpa didampingi dirinya, dan semacamnya.
- Sering cemburu buta. Hal2 sepele bisa membuatnya cemburu dan marah besar
- Melakukan date rape atau pemerkosaan atas nama cinta. Anda dipaksa melayani dia sebelum sah menjadi suami-isteri
BERTANYA
Dalam interaksi sehari-hari sebelum menikah dengannya, coba sempatkan untuk mengamati dan bertanya tentang hal seputar dirinya:
Bagaimana hubungan bapak dan ibunya di rumah?
Pernahkah melihat/ mengalami kekerasan di rumahnya? Konon 90% persen pelaku KDRT merupakan saksi atau korban dari kekerasan
SADAR INSTINK/ ALARM DIRI
Setiap perempuan secara alamiah memiliki feeling yang kuat terhadap sesuatu, termasuk ketika memilih pasangan hidupnya. Feeling ini merupakan ‘alarm’ yang penting untuk diperhatikan/dipertimbangkan.
Nah.. jika hal-hal tersebut melekat dalam diri sang calon atau dengan kata lain ia berpotensi melakukan KDRT, lebih baik pikir-pikir lagi deeeh. Dengarkan kata hati atau ‘alarm” yang ada dalam diri kamu wahai para perempuan. Siapapun dia, tetaplah semangat gunakan hati dan pikiran. Ingat lho… konon jika perasaan sedang dipenuhi oleh rasa cinta, maka “ta* kambing serasa coklat” … (bayangkan kalau cinta itu udah ga ada .. hi3x :D ).