Jawa Barat (Jabar) menjadi provinsi yang paling banyak kasus trafficking di Indonesia. Selain berpendidikan rendah, wajah cantik yang dimiliki mojang asal Jabar juga disinyalir sebagai pemicu rentannya perdagangan manusia.
"Kasus trafficking dan kekerasan terhadap perempuan di Jabar menjadi pekerjaan cukup berat. Untuk kasus trafficking, Jabar nomor satu di Indonesia," jelas Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Netty Prasetiyani Heryawan di kantor P2TP2A, Jalan Martadinata No.2, Kota Bandung, Jumat (19/11/2010).
Ia mengatakan, faktor pendidikan rendah menjadi salah satu penyebab perempuan mudah terjebak menjadi korban trafficking. Maka itu, jelas Netty, mengenyam pendidikan tinggi perlu dimiliki kaum perempuan asal Jabar.
"Intinya jangan mudah dimingi-imingi dengan gaji besar. Jadi bukan sekadar faktor kemiskinan saja, pendidikan rendah itulah yang menjadikan korban berpikir kurang rasional," papar Netty.
Sementara itu Wakil Ketua P2TP2A Yeni Huriyani dalam sambutannya di hadapan perwakilan DPR RI Dapil Jabar, mengatakan saat ini P2TP2A sudah menangani 77 orang perempuan korban trafficking. Yeni merasa prihatin masih maraknya kasus kekerasan dan trafficking di Jabar.
"Soal trafficking di Jabar ini apakah karena wajah-wajah mereka cantik? Jadi, mungkin wajah cantik rentan terhadap trafficking dan kekerasan," ujar Yeni.
Perwakilan DPR RI asal Jabar yang datang itu semuanya perempuan. Antara lain yang datang Popong Otje Djunjunan dan Tere.
(bbn/ern)
"Kasus trafficking dan kekerasan terhadap perempuan di Jabar menjadi pekerjaan cukup berat. Untuk kasus trafficking, Jabar nomor satu di Indonesia," jelas Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Netty Prasetiyani Heryawan di kantor P2TP2A, Jalan Martadinata No.2, Kota Bandung, Jumat (19/11/2010).
Ia mengatakan, faktor pendidikan rendah menjadi salah satu penyebab perempuan mudah terjebak menjadi korban trafficking. Maka itu, jelas Netty, mengenyam pendidikan tinggi perlu dimiliki kaum perempuan asal Jabar.
"Intinya jangan mudah dimingi-imingi dengan gaji besar. Jadi bukan sekadar faktor kemiskinan saja, pendidikan rendah itulah yang menjadikan korban berpikir kurang rasional," papar Netty.
Sementara itu Wakil Ketua P2TP2A Yeni Huriyani dalam sambutannya di hadapan perwakilan DPR RI Dapil Jabar, mengatakan saat ini P2TP2A sudah menangani 77 orang perempuan korban trafficking. Yeni merasa prihatin masih maraknya kasus kekerasan dan trafficking di Jabar.
"Soal trafficking di Jabar ini apakah karena wajah-wajah mereka cantik? Jadi, mungkin wajah cantik rentan terhadap trafficking dan kekerasan," ujar Yeni.
Perwakilan DPR RI asal Jabar yang datang itu semuanya perempuan. Antara lain yang datang Popong Otje Djunjunan dan Tere.
(bbn/ern)